Saturday, May 28, 2016

Mengapa Palembang Sumatera Selatan gerah dan panas ...

Baru beberapa hari yang lalu ajang kegiatan OSN (olimpiade sains nasional) diselenggarakan di propinsi Sumatera Selatan khususnya di kota Palembang. Salah satu yang dipertanyakan dalam kompetisi tersebut adalah tentang kondisi kota Palembang yang pada bulan April dan Mei ini begitu gerah dan panas. Menurut kalian apa sebabnya? Jawabannya sebenarnya sangat mudah. Ada tiga sebab mengapa hal tersebut terjadi. Yang pertama adalah bahwa kota Palembang terdapat di dekat lintang ekuator dimana sepanjang tahun mengalami pemanasan. Gerak semu matahari dari lintang 23,5 derajat lintang utara dan selatan menyebabkan radiasi matahari di wilayah dekat ekuator mendapatkan jumlah yang besar. 


http://beritadaerah.co.id/wp-content/uploads/2015/05/antarafoto-jembatan-ampera-palembang-040515-nw-3.jpg

Yang kedua adalah adanya efek orografi yang terdapat di sebelah barat kota Palembang. Orografi tersebut menyebabkan Palembang dalam waktu-waktu tertentu khususnya selama musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami efek Fohn. Efek orografi  ini menyebabkan sisi barat Sumatera khususnya Palembang mendapatkan curah hujan lebih banyak daripada sisi sebelah timur-nya. Daerah bayang-bayang hujan terjadi di sebelah timur Bukit Barisan.  Penyebab ketiga adalah penguapan yang tinggi akibat radiasi matahari sepanjang tahun. Tanah gambut yang banyak terdapat di sana memberi kesempatan uap air akan teruapkan. Kita akan seperti mengalami mandi sauna. Hal-hal lain yang turut menyumbang kondisi di atas adalah makin berkurangnya jumlah pohon dan daerah yang banyak pohonnya. Pohon memberikan efek mengurangi radiasi yang sampai ke permukaan bumi dan menyegarkan karena menghasilkan oksigen.

Tuesday, May 10, 2016

Etihad dan turbulensi di ruang udara Indonesia

Beberapa hari yang lalu, Etihad mengalami peristiwa turbulensi di ruang udara Indonesia khususnya di antara Medan dan Palembang yang mengakibatkan sejumlah penumpang pesawat mengalami luka-luka, bahkan 9 orang di antaranya mengalami luka parah. Namun beruntunglah bahwa pesawat Etihad tersebut tidak sampai mengalami kecelakaan. Pesawat terbang tersebut mendarat mulus di bandara Soekarno Hatta Tangerang Banten. Pesawat ini melayani penerbangan Abu Dhabi - Jakarta.
Otoritas AirNav mengatakan bahwa tidak ada laporan dari pesawat adanya masalah tersebut pada saat kejadian. Ini menimbulkan tanda tanya besar bagi saya. Kok bisa ya?
Saya tidak mempermasalahkan hal di atas, namun ingin mengulasnya dari sisi meteorologi sesuai kepakaran saya. Peristiwa turbulensi atau gerak udara acak akibat suatu halangan tertentu atau sebab lain merupakan peristiwa yang biasa terjadi di manapun di dunia ini. Adanya halangan seperti bukit, gunung atau pada skala kecil adanya bangunan, gedung, pepohonan dan lain-lain bisa memicu terjadinya turbulensi. Ada lagi peristiwa di atmosfer yang sulit untuk dideteksi adalah CAT (clear air turbulence). Turbulensi jenis ini tidak kentara/terlihat jelas mengingat udara terlihat cerah. Berbeda halnya dengan peristiwa turbulensi akibat keberadaan awan. Dalam awan-awan bentuk kumulus (cumuliform), turbulensi terjadi akibat perbedaan tekanan udara di dalam awan dan di luar awan. Gerak acak dalam awan akibat updraft dan kumpulan perbedaan tekanan uap di antara tetes-tetes awan, tetes air hujan, dan kristal es bisa memicu timbulnya turbulensi. Barangkali yang terjadi pada pesawat Etihad tersebut adalah adanya kombinasi dari semua yang saya sebutkan di atas. Namun untuk itu harus diteliti lebih lanjut.
Peristiwa semacam tersebut di atas akan semakin sering terjadi mengingat pemanasan global yang saat ini terjadi. Peningkatan suhu udara yang bisa makin memperbanyak awan-awan yang pertumbuhannya vertikal akan makin meningkat di masa mendatang. Oleh sebab itu peningkatan kemampuan  sumber daya manusia baik pilot pesawat, operator (pengatur) penerbangan dan badan pengamat dan penganalisa cuaca harus makin ditumbuhkan mengingat jasa angkutan udara merupakan moda transportasi yang sangat sensitif terhadap cuaca.